Metode Penelitian Kualitatif ( Teori, sampel)

Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.

Penelitian kualitatif akan menghasilkan teori. Inilah uniknya dan istimewanya penelitian kualitatif. Peneliti tidak dibebani oleh teori. Bahkan, pada metode grounded theory approach, peneliti langsung terjun ke lapangan sambil merancang penelitiannya. Dari sana baru didesain penelitian,  sambil mengumpulkan informasi dan hasil pengamatan untuk menghasilkan suatu teori baru atas fenomena di lapangan. Namun, bukan berarti bahwa peneliti “cupu” abis. Setidaknya, peneliti juga harus punya wawasan untuk dapat menginterpretasi dan menganalisis fenomena di lapangan. Salah satunya adalah mengetahui teori yang relevan. Salah satu, bukan satu-satunya. Yang lain adalah pendapat-pendapat, komentar-komentar, kutipan-kutipan pembicaraan, ulasan artikel, jurnal, hasil penelitian yang relevan

Jadi, apa fungsi teori dalam penelitian kualitatif?

Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan menjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrumen penelitian yang baik. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk mengusai teori yang luas dan mendalam, namun dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrumen dan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data.

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi tetapi dinamakan “ Social situasion” atau situasi sosial yang terdiri dari tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergi. Situasi sosial tersebut dapat diartikan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi didalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang (pelaku) yang ada pada tempat tertentu.

Situasi Sosial Kualitatif

Teknik Sampling

Referensi

Sugiyono. 2018 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

komunikasiana.wordpress.com/2008/01/16/teori-dalam-penelitian-kualitatif/

http://www.asikbelajar.com/teori-dalam-penelitian-kualitatif-menurut-sugiyono/

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai